Menyiasati Bisnis Katering untuk Kelas Atas

Menurut Derrick, ada dua hal penting yang jadi faktor utama dalam bisnis katering premium, yakni detail pesanan dan kecepatan penyajian. Detail erat kaitannya dengan kejelasan mengenai apa yang diinginkan oleh klien. Seperti menu makanan, kapan dibutuhkan (apakah jamuan makan siang atau makan malam), dan permintaan lainnya. Jika ini bisa dipenuhi dengan baik dan memuaskan, maka akan menjadi nilai tambah.

Tetapi, bisnis katering juga harus dinamis dan fleksibel. Ada beberapa klien yang secara mendadak mengubah lokasi atau set menu. Jika sudah begini profesionalitas dan pengalaman menjadi sangat menentukan.

Faktor berikutnya adalah kecepatan. Mungkin bisnis katering tidak seperti restoran yang makanannya bisa dipesan di tempat, dan siap disajikan dalam 5-10 menit. Bisnis katering membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyiapkannya.

Untuk pelanggan di kelas premium, ada kalanya mereka menggelar acara dadakan, dan hal itu mesti disiasati. Misalnya memasak cepat dengan jumlah besar, tapi tetap mempertimbangkan kualitas makanan tentunya.

Dianjurkan untuk memberi gambaran juga pada klien mengenai jenis makanan yang rawan pending, maksudnya makanan yang tidak tahan lama disajikan. Jangan sampai nanti ketika masakan itu disediakan, justru malah tampak tidak menarik di atas meja, sehingga mempertaruhkan nama baik usaha.

Berikutnya, beri perhatian pada detail makanan. Bahan dari supplier mesti berkualitas, terjaga dengan baik, hingga dapat disajikan dengan memuaskan. Untuk tamu kelas atas, bahkan sangat penting untuk memberi perhatian sampai ke peralatan makan yang digunakan, seperti piring, sendok, garpu, dan pisau.

Peluang bisnis katering bagaimana pun punya potensi yang besar dan market yang makin luas. Culture Royale saja sebagai catatan pernah melayani 14 hajatan dalam satu hari. Tidak hanya dari Jakarta, tapi juga dari Kalimantan atau Bali. Tertarik mencoba?